13 Agustus 2013

Sejenak...

Sepertinya waktu akan segera beranjak menuju petang. Suara anak-anak mendaraskan pujian keras terdengar dari pengeras suara. Rasanya hari akan segera berakhir. Sejenak, berdiam dan menajamkan telinga.

Celotehan si kecil memecah kesepian jelang petang hari ini. Aku harus meladeninya...

Dams

20 Maret 2009

Berteman di Akhir Pekan

Jumat (25/11) malam aku pulang, Jogja. Rencananya berakhir pekan di kota kelahiran tercinta, Yogya. Sebelumnya sempat telpon-telponan dengan Yudhi (Pak Dosen). Untuk kedua kalinya, kita tidak jadi ketemuan. (Yud, Kamis 1/12 ini aku ada ketemuan dengan temenku di Semanggi.).
Agak malas sebenarnya berangkat ke Yogya. HUJAN. Jakarta hujan lagi. Dan sepertinya, setiap akhir pekan bulan Oktober-November ini. Dimulai dari Jumat pagi mendung menghiasi langit jakarta. Jumat siang hujan rintik sampai malam, bahkan Sabtu pagi hingga malamnya. Mungkin karena memang sudah musimnya kali. Dan, Jumat ini pun hujan tak kunjung reda hingga jam keberangkatan ke stasiun. Ah...

Masih pagi sekali Bima sampai Tugu. 02.37 waktu jogja, still dawn. Dingin menyesap lewat pori-pori tubuhku yang terbalut jaket tipis kenang-kenangan seorang teman dari Kendari saat pentas di Yogya. Tidak sedingin bapak ojek yang duduk di kemudi motor. Dan pagi memang masih mentah...jalan sepi, Kranggan pun masih sepi. Minimal tiga tingkat kedinginan dari Tugu menuju home sweet home. Dingin biasa, agak dingin, cukup dingin, dan ihhh dinginnya ya ampun.

Brownie kecil menyambut, kibasan ekornya menandakan keriangannya akan kepulanganku. Menikmati fajar menyingsing di sawah ditemani Brownie. Berbaring di jalan aspal, suara kodok sawah bersahutan, menatap langit: bulan separoh, satu dua bintang menemani. Merah menghias langit pagi di timur jauh. Masih agak dingin pagi itu.GUDEG panas sangat nikmat, dengan teh panas mengusir dingin pagi itu. Ah...jogja...rutinitas beberapa bulan lalu.

Akhirnya sampai kampus mrican. Longok sana tengok sini...ketemu Didik DBS. Wow... what a surprise! Ngobrol di kantin dengan suapan bakso ala pak Pri dan teh botol kopma. Masih tetap panas dibawah atap 'seng' kantin. Didik...pastinya suatu pertemuan yang kebetulan dan disengaja. Entah siapa yang merencanakan... Dan, LOTEK kolombo terasa nikmat harum kacannya. Sayang, jus alpukat telah habis. Di LOTEK-an pun ketemu Aji...seorang teman lama saat masih kos di Paingan. Sekali lagi...kebetulan yang disengaja. Berikutnya, Nana...Wisnu...Ah...jogja...masih saja hangat.

Cukup lama ngobrol dengan Didik, tapi waktu memang berjalan cepat...suatu kerinduan yang tak terungkapkan dalam kata. Obrolan yang menyingkapnya. Jangan hanya jadi pengamat Dik... I am waiting for yours. Ketemu lagi nanti Dik... Thanks Dik. O iya...tentang Abet. Aku ingat SMS dari Abet..."Kapan kamu siap ngajar di Merauke, Mar?" Ah...jogja...mengingatkanku akan kos Paingan.

Akhirnya, aku ngobrol juga dengan Abet...sambil nge-TEH di Merauke. Kok TEH?!? Aku juga heran...kenapa sekarang jadi minum teh, biasanya kopi Bet. Tapi tetep, masih suka kumpul dengan mahasiswa...sambil nge-TEH. Internet mahal lagi lambat...katanya saat kutanya tentang email. Satu jam 8000rp dan itupun cuma bisa buka satu atau dua email saja. Tunggu 1000tahun lagi (ingat lagunya 'Pak Tani'-Slank) pasti sudah lancar...car...car...

Minggu (27/11), akhirnya aku kembali. Mendung masih mengambang di langit jakarta. Kegerahan mulai merangsek dalam tubuh 'kekar'-ku. Akhir pekan dengan teman lama yang menyenangkan...

GILA...butuh 20000rp untuk ngobrol lewat dengan teman baru?!?

(ini catatan harianku di akhir 2005)